SEJARAH SINGKAT
BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA/RESMI DAN SEBAGAI BAHASA NASIONAL
Kompetensi Dasar:Mahasiswa dapat
menceritakan secara singkat sejarah perkembangan bahasa Indonesia dan
mahasiswa dapat menjelaskan secara singkat pengertian bahasa.
Indikator:
|
Kridalaksana 91982:2) mengatakan “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”. Sedangkan Marsoedi (1978:21) mengutip pendapat Edward Sapir mengatakan “ bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi dan tidak instingtif dengan pertolongan sistem lambang-lambang yang diciptakan dengan sengaja.
- 1. Sejarah Bahasa Indonesia
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 2928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
- 2. Proses Terbentuknya Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi dan Bahasa Nasional
Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidak langsung dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu bahasa Melayu masih juga digunakan dalam lapangan pemakaian yang berbeda. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan Hindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia digunakan di luar situasi pemerintahan tersebuut oleh masyarakat yang mendambakan persatuan Indonesia dan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Demikianlah pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: Jiwa kolonial dan jiwa nasional.
Secara terperinci perbedaan lapangan pemakaian antara kedua bahasa itu terlihat pada perbandingan berikut ini.
Bahasa Melayu | Bahasa Indonesia |
|
Bersamaan dengan diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, diangkat pulalah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Hal itu dinyatakan dalam UUD 1945, Bab XV, pasal 36.
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi menurut Seminar Politik Bahasa Nasional pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 sebagai berikut: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan (4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Adapun fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukan sebagai bahasa nasional menurut hasil perumusan Seminar Politik Bahasa Indonesia pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai berikut: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah.
—-sjk—-
HAKIKAT BAHASA DAN BELAJAR BAHASA
Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat menyebutkan salah satu hakikat bahasa dan menyebutkan salah satu fungsi bahasa
Indikator:
|
- Hakekat Bahasa
- Pengertian Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi mengandung beberapa sifat, yakni, sistematik, manasuka, ujar, manusiawi, dan komunikatif.
a) Sistematik, disebut ini karena bahasa diatur oleh sistem. Setiap bahasa mengandung dua sistem, yakni sistem bunyi dan sistem makna Bunyi merupakan sesuatu yang yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca indra kita. Bunyi yang menimbulkan reksi inilah yang disebut ujaran. Setiap arus ujaran dapat menjadi lambang tergantung pada komitmen masyarakatnya. Setiap kelompok masyarakat bahasa baik kecil maupun besar secara konvensional telah menyepakati bahwa setiap struktur bunyi tertentu memiliki arti tertentu pula.
b) Manasuka, dikatakan manasuka karena unsur-unsurbahasa dipilih secara acak tanpa dasar. Tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya. Sebagai contoh mengapa manusia yang baru lahir disebut bayi bukan disebut remaja.
c) Ujaran, dikatakan ujaran karena media bahasa yang terpenting adalah bunyi walaupun kemudian ditemui juga media tulisan.
d) Manusiawi, dikatakan manusiawi karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya.
e) Komunikatif, bahasa sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatan.
Perhatikan bagan berikut ini!
Suku kata
|
Bahasa
|
Bentuk (arus ujaran)
|
Makna morfemis
|
Makna sintaksis
|
Makna leksikal
|
Makna (isi)
|
Bahasa
segmental |
Bahasa Suprasegmental
|
Wacana
|
Paragraf
|
kalimat
|
wacana
|
klausa
|
Frasa
|
kata
|
morfem
|
Keterangan:
Unsur suprasegmental terdiri atas intonasi. Unsur-unsur intonasi adalah: tekanan (keras, lembut, ujaran), nada (tinggi, rendah ujaran) durasi (panjang pendek waktu pengucapan) perhentian ( yang membatasi arus ujaran). |
fonem
|
- Fungsi Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antaranggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. Berita, pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupuntulisan melalui media massa ataupun elektronik meruapakan wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi.
2) Fungsi ekspres dirii , yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara.
3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seseorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku dan etika masyarakat.
4) Fungsi kontrol sosial, bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Sebagai contoh pendapat seorang tokoh masyarakat akan didengar dan ditanggapi dengan tepat apabila ia dapat menggunakan bahasa yang komunikatif dan persuasif.
Bahasa Indonesia sebagai bahsa nasional mempunyai fungsi khusus yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Fungsi tersebut adalah:
1) Alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini terlihat dalam surat-surat resmi, surat keputusan, peraturan dan perundang-undangan, pidato dan pertemuan resmi.
2) Alat pemersatu berbgai suku yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
3) Wadah penampung kebudayaan. Semua ilmu pengethuan dan kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan mempergunakan bahasa Indonesia sebagai medianya.
- Ragam Bahasa
1) Ragam ilmiah, yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan ilmiah.
2) Ragam populer, yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari dan dalam tulisan populer.
Ragam bahasa menurut sarana:
1) Ragam lisan, ragam ini diperjelas dengan intonasi, tyaitu tekanan, nada, tempo suara, dan perhentian.
2) Ragam tulisan, ragam ini dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat, dan tanda baca.
Ragam bahasa dari sudut pendidikan dapat dibagi atas:
1) Ragam baku, ragam ini menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam tidak baku. Ciri ragam bahasa baku adalah (a) memiliki sifat kemantapan dinamis artinya konsisten dengan kaidah dan aturan yang tetap, (b) memiliki sifat kecendekiaan, (3) bahasa baku dapat mengungkapkan penalaran atau pikiran yang teratur, logis dan masuk akal.
2) Ragam tidak baku, ragam ini menggunakan bahasa yang tidak konsisten karena menggunakan kaidah yang sering berubah-ubah.
- Belajar Bahasa
Keterampilan yang paling sederhana adalah:
1) Tahap pertama adalah keterampilan mekanis berupa hafalan atau ingatan.
2) Tahap kedua adalah pengetahuan berupa demonstrasi pengetahuan tentang fakta kaidah tentang bahasa yang dipelajari.
3) Tahap ketiga adalah keterampilan transfer. Murid menggunakan pengetahuan dalam situasi baru.
4) Tahap keempat adalah komunikasi. Penggunaan bahasa yang dipelajari sebagai sarana komunikasi.
5) Tahap kriti, kemampuan manganlisis dan mengevaluasi karangan atau karya tulis maupun lisan
Latihan
- Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa?
- Faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar bahasa?
- Mengapa pengalaman belajar berbahasa murid perlu diketahui oleh guru?
—sjk—
Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu mengidentifikasi ragam bahasa (ilmiah, sastra, lisan, tulisan)
Indikator:
|
Jika kita mempelajari ragam bahasa tentu ada beberapa ragam di antaranya adalah ragam bahsa resmi, ragam bahasa tidak resmi, ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra, ragam bahasa lisan, ragam ragam bahasa tulis.
1. Ragam Bahasa Resmi
Marilah kita ingat kembali, landasan historis dan landasan yuridis yang kuat bagi bahasa Indonesia. Landasan pertama dapat kita lihat pada dokumen historis, yakni tercantum dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, sedangkan landasan yuridis dapat kita lihat dalam UUD 1945.
Bertdasarkan kedua landasan itu bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara. Sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia, dan (4) alat perhubungan antardaerah dan antarsuku. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar di lembaga pendidikan, (3) alat perhubungan tinkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembengunan serta pemerintahan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Bertolak dari landasan kedua di atas, bahasa resmi adalah bahasa yang digunakan oleh pembicara (orang pertama0 dan lawan berbicara (orang kedua) dalam situasi resmi atau pada tingkat formalitas penuturan.
2. Ragam Bahasa Tak Resmi
Sebenarnya, Anda mengetahui ragam bahasa tak resmi, karena pada hakekatnya dalam penjelasan ragam bahasa resmi sudah tercermin ragam bahasa tak resmi. Hal ini disebabkan oleh ukuran penentu resmi dan tidak resmi merupakan balikan positif dan negatif.
Jadi, ragam bahasa tak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi antara pembicara dengan lawan bicara yang telah melepaskan kedudukan, hak, dan kewajibannya karena hubungan personalatau disebut interaksi personal.
3. Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa ilmiah semata-mata ditujukan kepada lingkungan keahlian tertentu yang bertumpu pada pengetahuan yang diperolehnya dengan pendekatan ilmiah, dengan langkah-langkah yang ajeg, teratur, terkontrol, dan terpolakan yang diakui oleh ilmu tersebut. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan individu, bias, dan perasaan. Cara penyimpulannya bukan bersifat subjektif, melainkan objektif. Jadi dengan pendekatan ilmiah, manusia berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan yang benar, yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.
Bahasa ilmiah adalah bahasa pikiran yang sungguh-sungguh, karena yang disampaikan merupakan aktivitas pikiran, ditujukan kepada pikiran dan ditangkap dengan pikiran pula. Oleh sebab itu, bahasa yang dipergunakan terbebas dari unsur-unsur emotif. Baasa ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bila si pembicara menyampaikan informas berupa X si lawan bicara harus menerima X pula.
Demikian juga, dalam bahasa ilmiah hampir setiap kata dan kalimat digunakan secermat-cermatnya agar serasi benar dengan pengertian-pengertian yang akan dikomunikasikan. Dengan demikian ragam bahasa ilmiah seakan-akan foto dari aktivitas pikiran yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Ragam Bahasa Sastra
Ragam bahasa sastra adalah salah satu ragam bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan, fantasi dan imajinasi, penghayatan batin dan lahir, peristiwa/ kejadian dan khayalan dengan bentuk-bentuk bahasa menurut tatanan khusus dalam penuturannya. Kekhususan tataran itu bukan karena rancak dan sedapnya didengar/dibaca, melainkan karena kekuatan efeknya kepada pendengar/ pembaca dan karena cara penuturannya. Fungsi bahasa dalam ragam ini dapat dipakai sebagai bahan aktivitas seni dan sebagai alat komunikasi.
Untuk memperbesar efek penuturannya, biasanya sastrawan mengerahkan segala kemampuan yang ada dalam bahasa itu baik sebagai bahan maupun sebagai alat komunikasi. Misalnya untuk mempertinggi efek penuturan, sastrawan dapat menggunakan arti, bunyi, asosiasi, irama, tekana, suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, aliterasi ulangan kata/kalimat, dsb. Dalam ragam ini ada kata khusus yang dipakai dalam aktivitas seni tersebut, misalnya kata bayu, bahari, juita , dsb.
5. Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa tutur yang dipakai dalam peristiwa tutur lisan: antara pembicara dengan lawan bicara melalui proses yang terjadi pada diri merekan – perjalanan tutur dari pembicara kepada lawan bicara dan melalui proses penghayatan tutur oleh lawan bicara yang berlangsung pada tempat dan waktu yang relatif bersamaan; sehingga unsur-unsur spontanitas, situasi penuturan, dan unsur gejala jiwa sangat berpengaruh dalam struktur bahasa yang digunakan. Misalnya, pmakaian struktur kalimat sering kali kurang sempurna/tidak gramatikal, karena penutur tanpa banyak berpikir dan dapat dibantu dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, intonasi, mimik, dan sebaginya.
6. Ragam Bahasa Tulis
Secara historis, kehadiran bahasa tulis lebih kemudian kalau dibandingkan dengan bahasa lisan. Alfabet untuk mewakili bunyi bahasa baru ditemukan sekitar tahun 1700 sebelum masehi. Oleh karena itu, bahasa tulis bentuk sekedarnya bahasa merupakan tiruan atau gambar dari bahasa lisan.
Apabila dibandingkan dengan peristiwa tutur lisan, peristiwa tutur lisan dalam proses pemakaian bahasa unsur-unsur spontanitas bertutur tidak atau sedikit terjadi; situasi penuturan dialihkan pada penggunaan kata-kata, struktur kalimat yang jelas-tegas, dan penggunaan tanda-tanda baca yangtepat guna atau berhasil guna sebagai pengganti intonasi; sedankan unsur gejala jiwa dalam pemakaian bahasa tulis yang paling dominan adalah pikiran, bukan unsur perasaan. Oleh karena itu, ragam bahasa tulis lebih hati-hati dalam pemakaian bahasa kalau dibandingkan dengan ragam bahasa lisan, sehingga kebakuan bahasa dalam ragam tulis relatif lebih dominan daripada ragam bahasa lisan.
Latihan:
- Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa?
- Apa yng dimaksud ragam bahasa resmi dan ragam bahasa tidak resmi?
- Apa yang dimaksud ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa sastra?
- Sebutkan ragam bahasa berdasarkan saluran komunikasi!
- Apakah yang menjadi ukuran penentu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis dari sudut struktur bahasa yang digunakan?
Halim, Amran. 1980. Politik bahasa Indonesia I. Jakarta: Balai Pustaka.
————–. 1980 Politik Bahasa Indonesia II Jakarta: Balai Pustaka
Kridaleksana, Harimurti. 1980. Fungsi dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Oka, I Gusti Ngurah. 1978. Ritorik Sebuah Tinjauan Pengantar. Bandung: Ternate.
Samsuri. 1976. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
—-sjk—-
PENGGUNAAN PEDOMAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
BERDASARKAN PERMEN PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 46 TAHUN 2009
Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu menggunakan EYD yang berlaku
Indikator:
|
Unduh di : http://www.sujak2010.blogspot.com/
—–sjk—-
SISTEM FONOLOGI DAN EJAAN BAHASA INDONESIA
Kompetensi Dasar:Mahasiswa mampu mengidentifikasi fonologi dan ejaan bahasa Indonesia
Indikatotr:
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar