Sabtu, 29 Juni 2013

MATERI PBI S-1 PGSD

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
TEORI DAN PRAKTEK – BAHAN DISKUSI PROGRAM S-1 PGSD
MEMBACA CEPAT
Membaca merupakan aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, misalnya orang harus menggunakan  pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak bisa membaca  tanpa menggerakkan mata  atau tanpa menggunakan pikiran kita. Pemahaman dan kecepatan membaca menjadi amat  bergantung pada kecakapan dalam  menjalankan setiap organ tubuh yang diperlukan untuk itu.
Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata  demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain.  Misalnya padi dan pagi. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan  setiap kata  secara penuh agar diketahui apakah  benar atau salah  ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata  dengan saksama  pada susunan yang ada. Keterbatasannya belu memungkinkan  memanipulasi arti kata dan susunan kata  itu dalam kalimat. Oleh karena itu,  pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut.
a)      Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
b)      Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
c)      Menggunakan jari atau benda lain dari kiri ke kanan.
Secara tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa. Mestinya, orang dewasa dapat dengan cepat mengenali frase, kalimat, dan urutan ide sehingga cara-cara di waktu  kanak-kanak tidak perlu lagi digunakan.
  1. 1. Penghambat Membaca Cepat
Anak yang tidak mendapat bimbingan, latihan khusus membaca cepat, sering mudah lelah dalam membaca karena lamban dalam membaca, tidak ada gairah, merasa bosan, tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa  menyelesaikan buku yang tipis sekalipun.
Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan biir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, merupakan kebiasaan yang menghambat.
Menurut Soedarso (2006:5) kebiasaan yang melibatkan fisik  itu mudah diatasi dan dalam tempo dua minggu keiasaan itu akan hilang, asalkan kita  mau mempraktikkan  cara-cara penanggulangannya. Hambatan lain  yang sulit diatasi adalah regresi, atau mengulai beberapa kata ke belakang dan subvokalisasi atau  melafalkan kata dalam batin.
  1. Vokalisasi
Vokalisasi atau membaca dengan ersuara sangat memperlambat membaca karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. Menggumam sekalipun,  dengan  mulut terkatup dan suara tidak terdengar, jelas termasuk membaca  denga bersuara.
Untuk menghilangkan kebiasaan itu menurut Soedarso (2006:5)  tiuplah (bibir seperti bersiul) sementara  membaca dan letakkan tangan di leher (tidak boleh terasa getaran).
  1. Gerakan Bibir
Orang dewasa ada yang meneruskan kebiasaan di waktu kecil, yaitu mengucapkan kata demi kata apa yang dibaca dengan menggerakkan bibir. Menggerakkan bibir atau komat-kamit sewaktu membaca, sekalipun tidak mengeluarkan suara, sama lambatnya dengan membaca bersuara. Kecepatan membaca bersuara ataupun dengan gerakan bibir hanya  seperempat dari kecepatan membaca secara diam. Dengan menggerakkan bibir kita sering regresi (kembali ke belakang) sebab ketika mata  dapat dengan cepat bergerak maju, suara kita masih di belakang. Untuk menghilangkan kebiasaan membaca  dengan gerakan bibir menurut Soedarso (2006:6) pilihlah cara-cara yang cocok di bawah ini.
(1)   Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut.
(2)   Mengunyah permen karet.
(3)   Ambil pensil atau sesuatu  yang lain yang cukup ringan, lalu jepit dengan kedua bibir (bukan gigi), usahakan pensil itu tidak ergerak.
(4)   Bibir dalam posisi bersiul, tetapi tanpa suara.
  1. Gerakan Kepala
Seaktu kanak-kanak penglihatan kita memang masih sulit menguasai seluruh penampang bacaan. Akbatnya adalah bahwa kita menggerakkan  kepala dari kiri ke kanan untuk dapat membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Setelah dewasa penglihatan kita  telah mampu secara optimal sehingga seharusnya cukup mata saja yang bergerak.
Perhatikanlah gelas yang ada di meja Anda. Pada saat itu ternyata Anda dapat sekaligus melihat pensil, mesin tik, buku dan benda-benda lain. Kemampuan melihat sekitar titik pandang itu disebut medan penglihatan (peripheral vision) Untuk menghialngkan kebiasaan itu lakukanlah salah satu cara ini.
(1)   Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala itu, sadarlah dan hentikan gerakan itu.
(2)   Tangan memegang dagu seperti memegang-megang jenggot dan bila kepala bergerak, Anda akan tersadar lalu hintikan  gerakan itu.
(3)   Letakkan ujung telunjuk jari di hidung, maka bila kepala bergerak Anda akan menyadarinya dan berusahalah untuk menghentikannya.
  1. Menunjuk dengan Jari
Semasa baru belajar mebaca kita harus mengucapkan kata demi kata apa yang kita baca. Untuk menjaga agar tidak  ada kata yang terlewati maka dilakukan dengan bantuan jari atau pensil yang menunjuk kata demi kata. Karena cara demikian dipraktekkan terus-menerus dan tidak ada yang memberikan petunjuk lebih lanjut bahwa sebetulnya tidak perlu lagi dilakukan apabila kita telah pandai  membaca, akhirnya cara itu menjadi kebiasaan dan dilakukan sampai dewasa.
Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata. Kebiasaan itu dapat dihilangkan dengan cara yang mudah seperti berikut ini.
(1)   Kedua tangan memegang buku yang dibaca
(2)   Memasukkan angan ke saku selama membaca
  1. Regresi
Dalam membaca, mata mestinya bergerak kekanan untuk menangkap kata-kata yang terletak berikutnya. Akan tetapi, sering mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kkata atau  beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang untuk melihat kata atau beberapa  kata yang baru dibaca itu menjadi hambatan yang serius dalam membaca.
Contoh di bawah ini menunjukkan gerakan mata  dengan pengulangan ke belakang
1          2       3   7        4                   5             6          8
Pada waktu IMF  mempelajari resheduling hutang-hutang

Untuk mengurangi regresi itu dapat dilaksanakan  hal berikut.
(1)   Tanamkan kepercayaan diri. Jangan berusaha mengerti setia kata atau  kalimat di paragraf itu. Jangan terpaku pada detail. Terus saja membaca. Jangan  ikuti godaan untuk kembali ke belakang.
(2)   Hadapi bahan bacaan. Jika Anda membaca , baca! Apa yang sudah ketinggalan, tinggalkan! Terus. Terus saja. Perhatikan ke bahan  yang Anda baca dan baca!
(3)   Terus saja baca sampai kalimat selesai. Apa yang anda kira tertinggal, nanti akan Anda temui lagi. Apa yang Anda anggap tertinggal akan muncul lagi. Terus saja Anda baca. Semua akan terbukti  bahwa kita tidak kehilangan  sesuatu. Ingatlah bahwa kemampuan mata  dan otak kita  jauh melebihi pikiran kita. Oleh karena itu, paksakan terus. Dengan demikian Anda akan  mengganti kebiasaan lama dengan yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar